Ruginya tidak tersenyum....
Pagi itu aku beranjak ke kampus,
suasana pagi itu agak membuatku bad time. Soalnya, baru telat 5 menit saja
tinggalkan rumah dari jadwal biasanya, jalanan sudah padat merayap. Alhasil... bisa bikin ketulungan dan gelisah setengah mati dengan pikiran, 'bisa masuk kelas nggak yaa di kelas pak Amran?"
Seseorang beralmamater orange d
hadapanku terlihat memahami kegelisahanku, dia.... terlihat menyulam
senyum, seperti ingin bertanya.. Namun aku sibuk dengan pikiranku sendiri... Yaa
bisa dibilang, ini aksi apatis. Aku bahkan tidak bisa membayangkan seperti apa
raut wajahku kala itu, whoaaaaa apa sejudes sung shi won d drama Reply 1997...?
Oh..No!
Tak berapa lama..ada seorang ibu
yang naik, beberapa menit kemudian sang gadis beralmamater orange itu
memberanikan diri untuk menanyakan trouble nya, “Bu, kalo mau ke daya ambil
pete-pete dimana?” Whoaaaaaaaaaaaa… saya sungguh menyesal, seandainya saja saya
bisa sedikit ramah dan peka terhadap keadaan sekitar, mungkin pagi ini saya
sudah bisa mendapat pahala karena menolong seseorang, ditambah lagi pahala sedekah
senyum, yaa… sayang sekali saya tidak tersenyum padanya waktu itu…
Beberapa menit waktu pun berlalu, pete-pete
akhirnya mengantarkan kami di tempat transit pertama (yaa… apalagi kalo bukan
Masjid Raya). Karena tempat turun kami sama, untuk terakhir kalinya saya tak
mau menyiakan kesempatan bersedekah dipagi hari So, saya pun menyempatkan diri memberi
senyuman padanya saat kami turun dari
pete-pete, hehe.. Alhamdulillah senyum itu bersambut dengan hangat. Berpisah,
lalu menaiki pete-pete yang selanjutnya akan mengantarkan kami pada tujuan yang
berbeda. Ahh… ruginya tidak tersenyum
0 komentar