Di Balik Hingar Bingar Keramaian, Dunia Sembilan Belas Tahun.
Dear My Self, and You...
Kala Nurani mulai
Bergejolak
Alunannya lagi-lagi
merasuki relung hatiku
Kata-kata merdu itu,
bersenandung lembut ditelingaku
Diam.. tenang.. damai,
suasana ruang kecil ini di malam ini.
Di masa krisis iman ini,
dimana ku harus terus bangkit dan bertahan kala tamu bulanan tengah
menghampiriku.
Namun… kurasa., aku hampir
selesai melewati seminggu panjang tanpa tadarrus, seminggu panjang tanpa
bersujud pada-Nya
Bulan limaku, awal bulan
limaku. Perlahan-lahan Dia memperlihatkanku kuasa-Nya, memperlihatkan padaku
arti menjadi “manusia” yang sesungguhnya. Kala ku masih sibuk mengurusi diriku dam
kegemaranku, laptop dan imajinasi tinggiku. Kembali lagi Dia hentakkan padaku,
untuk kembali memikirkan masa depanku. Akan menjadi seperti apa setelah gelar
bachelor telah ditangan. Setiap hari, setiap waktu senantiasa berada diantara banyak otak dengan tujuan dan cita
serta cinta mereka dimasa mendatang. Kuping ini tak pernah tidur dari serangkaian
rencana indah itu. Seperti jatuh dari ketinggian, ku ingin memiliki keindahan
itu juga, namun aku belum mampu memutuskan dan bertekad kuat untuk
menjalaninya,
Aku. Masih disini.
Mengharapkan-Mu, membantuku.. : (
a little quote from "Noriko goes to Seoul’s" movie. Kala masih bisa berusaha, namun
kamu punya seribu alasan untuk mengeluh. Penyesalanpun akan datang. Dan…
akhirnya tak lebih dari seorang yang penakut, seorang pecundang. Rasanya
sudah tua sekali. Bukan lagi seorang anak belasan tahun yang hanya dapat
tertawa riang dan menghabiskan waktunya untuk menyenangkan hatinya sesaat.
Walaupun dimata mereka yang telah membesarkan, masih lah seperti seorang belia
dengan segala keterbatasannya.
Sadarlah hei sadarlah, kau
harus bangun untuk hidup. Tak ada pilihan lain, sungguh tak ada pilihan laim
selain bangkit dan fokus membuat jalan-jalan dan menitinya menuju tujuanmu. Wahai
yang Maha Mendengar, bantu aku..
Astaghfirullah.. apakah
terlalu keterlaluan berpikiran sejauh itu? Seseorang pernah berkata, kau hanya
perlu belajar dengan serius dan kelak hadiahkanlah hasil kesungguhanmu itu
pada mereka, Hal itu jauh lebih baik dibandingkan gelisah bukan kepalang
memikirkan sesuatu yang belum terfokuskan.
Namun, kembali teringat
pada kata-katanya. Kesuksesan adalah
PEMBALASAN terbaik bagi para penghina. Lantas.. Kemana hati, jasad, dan
pikiran ini melangkah. ?
Wahai yang Maha Bijaksana,
tolong.. bantu aku..
Kala Harus Konsisten
menjaganya..
Subhanallah..
Dia
Diapun memperlihatkanku
betapa menyedihkannya berniat menjadi orang yang terbaik
dimata orang lain. Betapa menyedihkan.. betapa melelahkan.. betapa merugikan..
dimata orang lain. Betapa menyedihkan.. betapa melelahkan.. betapa merugikan..
Mulai bersikap, mulai
berkata iya, berkata tidak, mulai tersenyum, mulai bersedih, kembali harus ku
tegaskan pada nurani “Demi siapa??” “Demi,
Demi, Demi..?????????” “Demi manusia?“ “Demi
kata “Tawwa..”. Ruginya.. melakukan segalanya demi manusia sementara dada
terasa sesak, dan nyali mulai menciut, dan kembali raga serta air mata jatuh
tiba-tiba dengan sia-sia, penuh kesakitan.
Setiap orang berbeda,
punya karakter yang berbeda-beda.
Merdeka menjadi diri
sendiri, dengan segala kekurangan dan kelebihan yang Dia berikan. Berapa banyak
pelajaran yang telah diterima, melalui drama.. manusia.. dari diri sendiri. Muak.
Muak kala harus melakukan yang tak disukai. Muak kala harus mendustai nurani.
Muak kala tak berhasil meyakinkanmu bahwa sejujurnya “aku tak mau” dan “aku tak
suka”. Berhentilah merengek.. itu membuatku akan menyakiti diriku sendiri.
Hargai keputusanku
Merdeka menjadi diri
sendiri. Tak mau seorang pun terluka, hanya ingin dimaklumi. Mulai membiasakan
diri mendengar ribuan kata-kata tak mengenakkan, dan sangat mungkin menurunkan
kepercayaan diri serta tekad yang telah kokohnya terpancang dalam dada. Itulah
diri yang sebenarnya. Nurani.. adalah pemberian terbesar yang Dia berikan.
Detektor tercanggih yang mampu membedakan yang baik dan yang buruk. Wahai yang
Maha Sempurna, tolong bantu diri yang sungguh lemah sekali.. sangat dhaif,
jangan biarkan nuraniku penuh dengan noktah hitam.. Sehingga aku menjadi sulit
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Astaghfirullah
wa atubuh ilaik
Lantas untuk siapa semua
ini, wahai nurani.. wahai jiwa.. mari bersatu, mari belajar bekerja keras, mari
bersama berhenti menjadi penakut, menjadi pribadi yang menempatkan malu pada tempatnya.
Berdiri, tegak, yakin,
percaya, mempertahankan iman, menggenggam nama-Nya di lubuk hati yang paling
dalam, belajar- belajar- belajar- belajar bekerja kerasssss, dengan keras,
melakukan semuanya untuk kampung akhirat, demi diri-Nya. Aku tak ingin
mendzalimi siapa-siapa. Sudah lama ku terkurung, aku ingin bebas.. dan
merasakan, serta berhasil menggapai mimpi indah yang belum ku ketahui itu. Aku
ingin selalu bersama-Nya, dalam segala keadaan. Karena hanya Dia tempatku
bersandar, satu-satunya yang dapat memahamiku, satu-satunya yang dapat ku
percaya di dunia ini, satu-satunya yang dapat menenangkan hatiku.
Aku ingin bernapas lega,
ditengah masalah yang menggunung. Ingin lega, ingin tetap tenang. Bukan pasrah.
Wahai yang Maha Kuat, tolong bantu aku yakin kalau aku insya Allah bisa. Dan tak perlu menghabiskan waktu untuk
meratapi diri terlalu lama.
Setiap orang berbeda,
setiap orang punya keputusan. Namun, tak pernah memutuskan menjadi seorang yang
paling benar, paling suci diantara ciptaan-Nya. Setan dengan liar berkeliaran
dimana-mana. Membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia, dengan berbagai cara.
Wahai pemegang hati, tolong kukuhkan nuraniku dari godaan makhluk yang
terkutuk. Diriku terlalu lemah, terlalu kecil.. dibandingkan kekuatan yang Kau
miliki, untuk membuatku bertahan di tengah bisikan-bisikan sesatnya. Tolong aku
ya Rabb.
Umurku tak lagi mudh. Ku
tak yakin persiapanku telah cukup untuk menemui-Mu.
Ya Rabb, bantu aku membayar semuanya dengan sempurna, sebelum akhirnya aku
benar-benar akan meninggalkan dunia ini untuk selamanya.
Wahai engkau yang lembut
hatinya, mohon lapangkanlah dadamu atas segala kekasaran sifat dan perangaiku
yang membuatku dengki, membuatmu terluka, dan pada akhirnya membuatmu berpaling
dari-Nya.
Ambil saja yang baik-baik
dari diriku. Jangan kau ikuti yang dapat membuatmu jauh dari-Nya,
Tegur aku, tegur aku.
Kumohon….. dengan cara yang baik. Kembalikan aku ke jalan
yang lurus dan
dirihoi-Nya.
Astaghfirullah
wa atubuh ilaik
Astaghfirullah
wa atubuh ilaik
Astaghfirullah
wa atubuh ilaik
Astaghfirullah
wa atubuh ilaik
Ya Rabb, aku
mengharapkan-Mu, kala ku senang, kala ku jatuh..
aamiin
#SaythankstoAllahSayBismillahTryTryTryKeepCalmStopComplainTawakkalSuccesINsideAndOUTside
0 komentar