Akhir-akhir
ini.. saya merasakan “sepertinya” ada yang salah.. dan sepertinya memang itu
salah.
Akhir-akhir
ini, pekan ini..
Cuaca
Makassar sangat terik, suatu hal yang segimanapun panasnya harus tetap
disyukuri dibandingin kelak ngerasain
panasnya neraka jahannam *wana:udzubillah mindzalik
Setiap
hari.. kita mungkin nggak bakalan
bisa ngerasain indahnya hidup tanpa menjalani yang namanya interaksi.
Subhanallah
ya.. dalam Islam sendiri kita diperintahkan untuk senanatiasa menjalin
silaturrahmi yang baik, bukan sebaliknya. Entah.. itu memberi senyuman tulus,
menjabat tangan saudari kita, atau menanyakan kabarnya.
Dalam
lingkup “bergaul” tentu saja tidak selalu semanis gula-gula kaki yang pernah
kita makan. Pasti ada-ada saja pahitnya, ada saja durinya, selalu saja ada
kerikil yang senantiasa menghiasi apa yang selalu kita sebut “pertemanan” “persahabatan”
“persaudaraan”, entahlah apa namanya.
Pernah
kah kita berpikir? Hingga detik ini sudah ada berapa hati yang telah kita sakiti….
Ku
bertanya pada diri sendiri (juga dirimu)
Pertanyaan
ini begitu simpel, namun jawabannya sungguh mengiris hati dan bikin kepala
nyut-nyutan. Entah gimana masalahnya, kita yang salah atau dia yang salah. Saya
pernah membaca Quote-nya AaGym, kurang lebih kayak gini?? Bisakah
kita tetap benar dan berpikir orang lain bisa jadi benar.
Subhanallah.. Lantas, manusia macam apa yang menyakiti hati orang lain?
Jawabannya relatif. Jawab pada diri masing-masing aja. Terkadang trouble-nya datang karena ada
kesalahpahaman, karena ada kesalahan yang selalu diulang-ulang, atau mungkin…
cari-cari kesalahan (?). Buat aku sederhana aja sih kalo mau tau, kalo kita ragu..
apa kita udah nyakitin orang apa nggak. Tanya
pada diri sendiri, “mau nggak kamu digituin?” “coba deh posisiin diri kamu
sebagai dia!, sakit nggak?” . Jawabannya pun beda-beda, sekali lagi jawab saja
pada diri masing-masing, biar diri mu (ku) dan Allah saja yang tahu. Mungkin…
(sekali lagi) mungkin.. dari sekian banyaknya manusia ada-ada saja manusia yang
cenderung cuek-apatis-gak peduli-egois-gengsian sama perasaan orang lain. Atau…
bisa jadi dia adalah orang yang menurut dia, dia “terbiasa” tersakiti.. “terbiasa”
dicemooh, dan bahkan “terbiasa” terabaikan. Hingga akhirnya, saking seringnya
ngerasain sakit atau dizholimi, ia bahkan nggak ngerti lagi apa artinya “sakit”
itu. Dan tanpa sadar pun ia nggak ngerasa kalo dia udah nyakitin hati orang
lain, atau bahkan orang terdekat yang menyayanginya sekalipun. Terus mesti
gimana dong? Saya juga nggak tau mesti bilang apa.. gimanapun nulis itu emang
gampang banget kalo dibandingin mengaplikasikan apa yang udah kita tulis. So,
sama-sama belajar aja : )) untuk belajar lebih peka.. nggak lebay dalam
menghadapi masalah.. and nggak pernah lupa+nggak pernah bosan untuk selalu
menghubungi-Nya disaat masalah
menghampiri kita..
mm… bentar deh, kayaknya bukan cuman saat masalah menghampiri
kita, tapi saat kita bisa ngerasain senang dan ngerasain terluka, kita memang
mesti-kudu-wajib untuk menslogankan Qoute ini >> Allah dulu..
Allah lagi.. Allah terus.. kedengerannya bikin adem banget
: )) Kalo merasa tersakiti, dan orang nya itu nggak ada sadar-sadarnya udah
nyakitin kita entah dengan kata-kata yang kedengarannya nggak ada niat
nyinggung eh, justru terngiang hingga mau bobo dan kembali terbangun ckck..
DENDAM. Is it right? Umm.. lagi-lagi
just ask your self, and let just u and Allah to know the answer. Gimanapun bagi
sebagian orang, penyakit hati itu sulit banget ngobatinnya apalagi kalo udah
bersarang selama sekian hari lamanya. Well, mungkin hati yang berkarat itu
adalah tanda jauh dari Allah.. jauh dari Allah itu..bisa jadi menyerang
orang yang dalam kacamata kita, dia adalah orang yang rajin beribadah atau
bahkan orang yang gemar bermaksiat. Penyakit hati.. kalo hati udah rusak,
maka rusaklah segalanya, lagi-lagi keep remenber this word>> Allah
dulu.. Allah lagi.. Allah terus.. apa pun yang terjadi, dengan mencurahkan
segalanya kepada Allah, apa yang kita gundahkan akan terasa melegakan, ringan,
dan hati kita pun jadi tenang. Kenapa? Karena dengan mengingat Allah, maka
hati kita kan menjadi tenaang, dan juga karena terkadang kita ngerasa gak
ada seorang pun yang dapat kita percaya di dunia, lantas kita berkeluh kesah
kepada siapa?? Yap!! Kepada Allah.. Dia yang udah nyiptain kita dengan segala
kesempurnaan-Nya, jadi udah pasti hanya Dia-lah yang paham segimana sakit duri yang udah tertancap dalam di
hati kita. Dengan begitu, tanpa kita sadari masalah udah bikin kita dekat
dengan-Nya, dekat dengan Sang Pencipta, yang Maha Pengasih, dan Maha Penyayang.
So, jangan pernah kita ngerasa sendiri (walaupun keadaannya kita benar-benar
sendiri-sangaaat kesepian) karena Allah selalu ada 24/7 : )). Entah gimana kita mengekspresikan makna –alone-
itu, merasa terkucilkan? Dijauhi? Ada yang berbeda? Entahlah… hanya diri kita
dan Allah yang tahu. Nobody’s perfect. Kata “maaf” walaupun terkadang sangat
singkat, sederhana, dan membosankan.. tapi maknanya terasa amat dalam. Entah
gimana kamu memaknai kata ini (red=maaf), lewat drama korea (red= a moment to remember) pun saya dapat memahami
sekilas kalo kata -MAAF- itu.... memberikan sedikit ruang pada
rasa benci.
Sekarang.. di malam yang mungkin terasa amat
melelahkan, amat sunyi, sangat melegakan, bagi sebagian banyak orang, khofiyaa cuma pengen bilang “maaf” untuk
semua BAUT 2011 >>> expecially..
==hariyatismailfitrihamzahummulkhayrahdewisartikamonoarfaendahgracia=.Memang
membingungkan.. karena iman, dan hati itu berubah-ubah.. kadang sadar, kadang
khilaf, kadang sengaja juga. Gak tau mesti bilang apa.. akhir-akhir ini terasa
berat bukan? Apa engkau merasa sangat tersakiti? terdzalimi? dikhianati?
am
I wrong girls?? Yeah.. I know the answer.
Jawab
saja dalam hatimu,