Sayang Setengah Mati

by - 11:02 PM



Kumpulan kenangan kelam memang sulit ‘tuk dihapuskan. Tapi bukan berarti para pelakunya tak bisa dimaafkan. Hari terus berlalu hingga kita bisa memaknai, mengapa dulu kita dimarahi yang bisa bikin sedih sepanjang hari.

Tanda sayang serta pembuktiannya bisa saja berbeda setiap orang. Namun ‘Amarah’ menjadi salah satu bukti sayang seseorang yang kerap menghampiri kita. Tak ingin kita terjerumus pada hal yang salah, maka –marah- menjadi sarana agar kita mau mendengarkan, mau memahami, ketika bahasa halus tak lagi mau kita tanggapi.

Sudah berapa ratus kali bapak dan ibu dibuat marah akan tingkah kita. Sejak gigi kita tumbuh dan mulai memakan apa saja? saat kita versi balita hobi membuang barang? karena sudah hobi main ke mall saat berseragam putih merah? saat kita pulang terlalu malam? saat malas belajar? saat hanya tau goleran ditempat tidur? atau saat dekat dengan lelaki tapi masih berstatus sekolah?

Ahh.. mungkin yang ku sebutkan terlalu sedikit. Namun yang perlu dicatat adalah kemarahan mereka tidak abadi, tidak bertahan dalam jangka berpuluh-puluh tahun. Pada akhirnya dia kembali merangkul setelah lelah mendebati, kembali mengobati setelah tak sengaja memukuli. Tak tahan terlalu lama ‘tuk berselisih, sebab sudah sayang setengah mati. Begitulah bapak dan ibu, cintanya memang tak sebesar cinta Allah, tapi keduanya adalah tempat berpulang terindah di dunia meski sudah jutaan makian sayangnya terlontar, dan hati kita merajuk dibuatnya. Ya, mereka adalah arti rumah.

credit here

Separuh hati tak ingin momen -dimarahi- itu terulang, tapi separuh hati juga merindukan bapak-ibu kala masih rewel menjadi tameng diri. Tak seperti hari ini ketika usiamu sudah 25 tahun lebih dan kepercayaan perlahan secara penuh diberikan, dan kita sadari bahwa disana tak ada lagi tameng baja ala bapak yang bergema “setiap hari”. Kini rambutnya memutih dan daya ingatnya tak kuat lagi. Semoga kita bisa tumbuh menjadi putra putri yang berada dijalur yang benar, sebab sudah sejak dini ditempa untuk tidak keluar dari arus yang membahayakan diri. Meski harus berbalut –marah- dan nyaris melukai hati. Namun bukankah buahnya bisa kita nikmati hari ini? Benar memang, sayang tak harus selalu berbalut bunga tapi kadang kala dikemas dalam bentuk  lain. Tapi sama saja ‘kan? Tetap sayang namanya.

#ODOPBatch7
#OneDayOnePost



You May Also Like

8 komentar

Blog Archive

Entri yang Diunggulkan

Ibrah: Orang-orang Pergi. Apakah Mereka Kembali?

Bismillah. Kepergian itu sulit. Tapi, kehilangan lebih sulit lagi. Mengapa orang-orang harus saling meninggalkan? Jawabannya membawa saya...

Nobody's perfect

Pengikut